Beberapa waktu yang lalu saya memilih untuk melanjutkan studi di salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di Kabupaten Jember. Untuk dapat masuk, setiap calon mahasiswa harus menyerahkan proposal penelitian yang nantinya akan digunakan untuk kebutuhan tesis. Secepat kilat, akhirnya saya pun menyusun proposal penelitian yang dimaksud. Proposal tersebut saya beri judul "Implementasi Pendidikan Karakter di Lembaga Pendidikan Dasar Formal dan Non Formal (Studi Komparatif antara SD Al Baitul Amien dan Madrasah Diniyah Ibtidaiyah As-Sunniyyah)".
Tibalah hari di mana saya harus mempresentasikan proposal penelitian yang telah saya susun di depan doktor yang juga ketua program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di perguruan tinggi negeri tersebut. Oleh doktor yang mengoreksi proposal penelitian saya, saya disalahkan, dan disuruh untuk mencari kesalahan saya sendiri. Tentu saya bingung, karena menurut saya itu sudah benar. Lalu saya diberitahu bahwa kesalahan saya fatal karena terletak pada judul. Tingkat kebingungan saya semakin bertambah dan berubah menjadi rasa penasaran. Beliau menjelaskan bahwa pada judul saya menuliskan lembaga formal dan non formal, akan tetapi lokasi penelitian hanya di lembaga formal. Rasa penasaran saya berlipat. "SD Al Baitul Amien itu kan lokasi untuk lembaga formal, sedangkan Madrasah Diniyah Ibtidaiyah As-Sunniyyah itu kan non formal", gumam saya dalam hati. Ternyata pengetahuan saya kurang up to date. Beliau menjelaskan bahwa madrasah diniyah itu juga lembaga formal, sudah ada undang-undangnya, bahkan ada beasiswa untuk guru madrasah diniyah yang ingin mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.
Kesimpulannya. Kenapa harus bersekolah di full day school kalau memang tidak ada waktu untuk mengaji, toh madrasah diniyah juga sama lembaga formalnya. Karena belajar agama di sekolah tidak cukup, belum lagi masalah berkah. Pasti yang pernah mengenyam pendidikan di pesantren tahu perbedaannya. Intinya, kita tetap berusaha untuk menolak program full day school, akan tetapi jika pemerintah melalui Mendikbud Muhadjir Efendi tetap ngotot dengan pendapatnya, maka mari kita pindahkan siswa full day school ke madrasah diniyah, kan sama formal juga, sama-sama bisa melanjutkan ke perguruan tinggi.
#FDKTTolakFDS #TolakFullDaySchool #JihadTolakFDS
Post a Comment
Post a Comment